Friday, May 25, 2012

[ID-1] Review : Akar



Judul buku: Akar
Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Tahun terbit: 2012 (diterbitkan pertama kali tahun 2002)
Penerbit: Bentang Pustaka

Dewi Lestari, yang akrab disapa Dee, bukanlah nama yang asing di telinga saya. Tahun 2001, ketika dunia sastra dihebohkan dengan kemunculan buku Supernova pertama, “Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh”, saya, si ABG kelas satu sekolah menengah pertama pun memutuskan untuk meminjam bukunya di perpustakaan sekolah. Sayangnya, pikiran saya masih terlalu sederhana untuk memahami keajaiban kata-kata Dee.

Sebelas tahun kemudian, saya akhirnya bersentuhan lagi dengan serial Supernova, namun saya memutuskan memulai dengan “Akar”. Sekedar catatan, buku-buku Supernova nomor 1 sampai dengan nomor 3 bisa dinikmati secara terpisah =)

“Akar” bercerita tentang sepotong perjalanan hidup seorang pemuda dengan sebuah nama yang unik, Bodhi. Ia ditemukan dibawah pohon asam, di depan sebuah wihara, dan akhirnya diasuh oleh sang kepala wihara. Di usianya yang kedelapan belas, Bodhi meninggalkan wiharanya dan berkelana.

Dimulai dari Penang, ia akhirnya berlabuh untuk waktu yang cukup lama di Bangkok. Bodhi pun berkenalan dengan Kell, seorang pengelana eksotis yang karismatis. Dari Kell lah, Bodhi mengenal seni menato tubuh. Kell adalah ‘belahan jiwa’ Bodhi – seseorang yang sepertinya ditakdirkan untuk melengkapi kepingan teka-teki hidup. Tentunya, seorang soulmate tidak harus selalu seorang kekasih; sahabat atau keluarga juga bisa jadi soulmate kita. Kell percaya bahwa Bodhi adalah orang yang tepat untuk menato tato ke 618 di tubuhnya. Seni tato pun akhirnya menjadi mata pencaharian Bodhi.

Perjumpaan dengan berbagai macam orang, termasuk dengan Star yang cantik dan misterius, membawa Bodhi bertualang ke Laos. Laos rupanya tidaklah ‘setenang’ Thailand. Bodhi pun dibawa menyusuri hutan, jalan-jalan yang tidak mulus, - dan bertemu gerilyawan pemberontak. Semua ini kemudian berakhir dengan akhir cerita yang cukup mengejutkan. Ending yang penuh misteri terkadang lebih baik, bukan? =)

“Akar” adalah tentang punk, backpack traveling, Budhisme dan seni tato. Itu baru empat tema besar yang menjadi pilar-pilar buku setebal 256 halaman ini. Kita juga bisa belajar beberapa kalimat percakapan dalam bahasa Thailand, Laos, dan Perancis, sekaligus istilah-istilah ilmu Kung Fu dan ranjau. Rasanya seperti membaca sebuah ensiklopedia mini. Ini yang namanya menyelam sambil minum air: berkhayal jadi teman perjalanan Bodhi dan belajar banyak hal pada saat yang sama!

Sungguh, saya ingin bertemu Bodhi.


“You have such a beautiful face, Bodhi.”
Ia berbisik.
“So beautiful, it scares the shit outta me.”
(Akar, hal. 100)